Saturday, January 18, 2014

Shell Programing Pemula Pada LInux




Bash


1.Shell Prgraming
Shell adalah sebuah program interpenter dalam lingkungan keluarga sistem operasi UNIX. Shell dapat dibuat secara langsung (di terminal atau di konsol) atau dapat dibaca langsung dari file, yang disebut sebagai shell script atau shell program. Shell adalah jenis program interprenter bukan program kompilasi, dimana shell akan membaca setiap baris dari file dan mencari perintah tersebut dalam sistem kemudian dieksekusi (dijalankan).


2. Dasar-dasae Shell Programming
Sebelum Melangkah ketingkat yang lebih tinggi alangkah indah jika kita mengetahui tentang perintah dasar yang terdapat pada shell programming  seperti :

cd, pwd, times, alias, umask, exit, logout, fg, bg, ls, mkdir, rmdir, mv, cp, rm, clear, ...
utilitas seperti cat, cut, paste, chmod, lpr,...

redirection (cara mengirim output ke file atau menerima input dari file), menggunakan operator redirect >, >>, <, <<, contohnya:
ls > data
hasil ls dikirim ke file data, jika file belum ada akan dibuat tetapi jika sudah ada isinya akan ditimpa.
ls >> data
hampir sama, bedanya jika file sudah ada maka isinya akan ditambah di akhir file.
cat < data
file data dijadikan input oleh perintah cat
pipa (output suatu perintah menjadi input perintah lain), operatornya : | , contoh:
ls -l | sort -s
ouput perintah ls -l (long) menjadi input perintah sort -s (urutkan secara descending), mending pake ls -l -r saja :-)
ls -l | sort -s | more
cat <data | sort > databaru
Wildcard dengan karakter *, ?, [ ], contohnya:
ls i*
tampilkan semua file yang dimulai dengan i
ls i?i
tampilkan file yang dimulai dengan i, kemudian sembarang karakter tunggal, dan diakhiri dengan i
ls [ab]*
tampilkan file yang dimulai dengan salah satu karakter a atau b


3. Variabel Pada Shell
Environment Variable
atau variabel lingkungan yang digunakan khusus oleh shell atau system linux kita untuk proses kerja system seperti variabel PS1, PS2, HOME, PATH, USER, SHELL,dsb...jika digunakan akan berdampak pada system, misalkan variabel PS1 yang digunakan untuk mengeset prompt shell pertama yaitu prompt tempat anda mengetikkan perintah - perintah shell (defaultnya "\s-\v\$"), PS2 untuk prompt pelengkap perintah, prompt ini akan ditampilkan jika perintah yang dimasukkan dianggap belum lengkap oleh shell (defaultnya ">"). anda dapat mengeset PS1 dan PS2 seperti berikut.
simpan dahulu isi PS1 asli system anda, sehingga nanti dapat dengan mudah dikembalikan
[root@ewa$]PS1LAMA=$PS1
sekarang masukkan string yang diinginkan pada variabel PS1
[root@ewa$]PS1="Hi ini Promptku!"
Hi ini Promptku!PS2="Lengkapi dong ? "
maka prompt pertama dan kedua akan berubah, untuk mengembalikan PS1 anda ke prompt semula ketikkan perintah
[root@ewa$]PS1=$PS1LAMA
Jika anda ingin mengkonfigurasi prompt shell, bash telah menyediakan beberapa backslash karakter diantaranya adalah:\a    ASCII bell character (07)
\d    date dengan format "Weekday Month Date" (misalnya "Tue May 26")
\e    ASCII escape character (033)
\H    hostname (namahost)
\n    newline (karakter baru)
\w    Direktory aktif
\t    time dalam 24 jam dengan format HH:MM:SS
dll    man bash:-)

contoh pemakaiannya:
[root@ewa$]PS1="[\t][\u@\h:\w]\$"
agar prompt shell hasil konfigurasi anda dapat tetap berlaku (permanen) sisipkan pada file .bashrc atau .profile
2. Positional Parameter
atau parameter posisi yaitu variabel yang digunakan shell untuk menampung argumen yang diberikan terhadap shell baik berupa argumen waktu sebuah file dijalankan atau argumen yang dikirim ke subrutin. variabel yang dimaksud adalah 1,2,3,dst..lebih jelasnya lihat contoh script berikut :
#!/bin/bash
#argumen1

echo $1 adalah salah satu $2 populer di $3
Hasilnya
[root@ewa$]./argumen1 bash shell linux
bash adalah salah satu shell populer di linux
ada 3 argumen yang disertakan pada script argumen1 yaitu bash, shell, linux, masing2 argumen akan disimpan pada variabel 1,2,3 sesuai posisinya. variabel spesial lain yang dapat digunakan diperlihatkan pada script berikut:
#!/bin/bash
#argumen2

clear
echo "Nama script anda : $0";
echo "Banyak argumen   : $#";
echo "Argumennya adalah: $*";
Hasilnya:
[root@ewa$]./argumen 1 2 3 empat
Nama script anda  : ./argumen
Banyak argumen    : 4
Argumennya adalah : 1 2 3 empat
3. User Defined Variable
atau variabel yang didefinisikan sendiri oleh pembuat script sesuai dengan kebutuhannya, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendefenisikan variabel adalah:
dimulai dengan huruf atau underscore
hindari pemakaian spesial karakter seperti *,$,#,dll...
bash bersifat case sensitive, maksudnya membedakan huruf besar dan kecil, a berbeda dengan A, nama berbeda dengan Nama,NaMa,dsb..
untuk mengeset nilai variabel gunakan operator assignment (pemberi nilai)"=", contohnya :
myos="linux"        #double-quoted
nama='pinguin'      #single-quoted
hasil=`ls -l`;      #back-quoted
angka=12
kalau anda perhatikan ada 3 tanda kutip yang kita gunakan untuk memberikan nilai string ke suatu variabel, adapun perbedaannya adalah:
dengan kutip ganda (double-quoted), bash mengizinkan kita untuk menyisipkan variabel di dalamnya. contohnya:
#!/bin/bash

nama="pinguin"
kata="Hi $nama, apa khabarmu"    #menyisipkan variabel nama
echo $kata;
Hasilnya:
Hi pinguin, apa khabarmu
dengan kutip tunggal (single-quoted), akan ditampilkan apa adanya. contohnya:
#!/bin/bash

nama="pinguin"
kata='Hi $nama, apa khabarmu'    #menyisipkan variabel nama
echo $kata;
Hasilnya:
Hi $nama, apa khabarmu
dengan kutip terbalik (double-quoted), bash menerjemahkan sebagai perintah yang akan dieksekusi, contohnya:
#!/bin/bash

hapus=`clear`;
isi=`ls -l`;        #hasil dari perintah ls -l disimpan di variabel isi

#hapus layar
echo $hapus

#ls -l
echo $isi;     
Hasilnya: silahkan dicoba sendiri
Untuk lebih jelasnya lihat contoh berikut:
#!/bin/bash
#varuse

nama="ewa"
OS='linux'
distro="macam-macam, bisa slackware,redhat,mandrake,debian,suse,dll"
pc=1
hasil=`ls -l $0`

clear
echo -e "Hi $nama,\npake $OS\nDistribusi, $distro\nkomputernya, $pc buah"
echo "Hasil ls -l $0 adalah =$hasil"
Hasilnya:
[root@ewa$]./varuse
Hi ewa,
pake linux Distribusi, macam-macam, bisa slackware,redhat,mandrake,debian,suse,dll
komputernya, 1 buah
Hasil ls -l ./varuse adalah -rwxr-xr-x 1 fajar users 299 Nov 21 06:24 ./varuse
untuk operasi matematika ada 3 cara yang dapat anda gunakan, dengan statement builtin let atau expr atau perintah subtitusi seperti contoh berikut:
#!/bin/bash
#mat1

a=10
b=5
#memakai let
let jumlah=$a+$b
let kurang=$a-$b
let kali=$a*$b

#memakai expr
bagi=`expr $a / $b`

#memakai perintah subtitusi $((ekspresi))
modul =$(($a%$b))  #sisa pembagian

echo "$a+$b=$jumlah"
echo "$a-$b=$kurang"
echo "$a*$b=$kali"
echo "$a/$b=$bagi"
echo "$a%$b=$mod"
Hasilnya:
[root@ewa$]./mat1
10+5=15
10-5=5
10*5=50
10/5=2
10%5=0
fungsi expr begitu berdaya guna baik untuk operasi matematika ataupun string contohnya:
[root@ewa$]mystr="linux"
[root@ewa$]expr length $mystr
5
Mungkin anda bertanya - tanya, apakah bisa variabel yang akan digunakan dideklarasikan secara eksplisit dengan tipe data tertentu?, mungkin seperti C atau pascal, untuk hal ini oleh Bash disediakan statement declare dengan opsi -i hanya untuk data integer (bilangan bulat). Contohnya:
#!/bin/bash

declare -i angka
angka=100;
echo $angka;
apabila variabel yang dideklarasikan menggunakan declare -i ternyata anda beri nilai string (karakter), maka Bash akan mengubahnya ke nilai 0, tetapi jika anda tidak menggunakannya maka dianggap sebagai string.

4. Input dan Output pada shell 

1. Output dengan printf
#!/bin/bash
#pr1

url="pemula.linux.or.id";
angka=32;

printf "Hi, Pake printf ala C\n\t\a di bash\n";
printf "My url %s\n %d decimal = %o octal\n" $url $angka $angka;
printf "%d decimal dalam float = %.2f\n" $angka $angka
Hasilnya:
[root@ewa$]./pr1
Hi, Pake printf ala C
    di bash
My url  pemula.linux.or.id
32 decimal = 40 octal
32 decimal dalam float = 32.00
untuk menggunakan format kontrol sertakan simbol %, bash akan mensubtitusikan format tsb dengan isi variabel yang berada di posisi kanan sesuai dengan urutannya jika lebih dari satu variabel, \n \t \aadalah karakter sekuen lepas newline,tab, dan bell,Format control    keterangan
%d    untuk format data integer
%o    octal
%f    float atau decimal
%x    Hexadecimal

pada script diatas %.2f akan mencetak 2 angka dibelakang koma, defaultnya 6 angka, informasi lebih lanjut dapat dilihat via man printf
2. Input dengan read
Setelah echo dan printf untuk proses output telah anda ketahui, sekarang kita menggunakan statement read yang cukup ampuh untuk membaca atau menerima masukan dari input standar
syntax :
read -opsi [nama_variabel...]
berikut contoh scriptnya:
#!/bin/bash
#rd1

echo -n "Nama anda :"
read nama;

echo    "Hi $nama,  apa khabarmu";
echo    "Pesan dan kesan :";
read
echo    "kata $nama, $REPLY";
Hasilnya:
[root@ewa$]./rd1
Nama anda : pinguin
Hi pinguin, apa khabarmu
Pesan & kesan :
 pake linux pasti asyk - asyk aja
kata pinguin, pake linux pasti asyk - asyk aja
jika nama_variabel tidak disertakan, maka data yang diinput akan disimpan di variabel REPLY contoh lain read menggunakan opsi
-t(TIMEOUT), -p (PROMPT), -s(SILENT), -n (NCHAR) dan -d(DELIM)
#!/bin/bash

read -p "User Name : " user
echo -e "Password 10 karakter,\njika dalam 6 second tidak dimasukkan pengisian password diakhiri"
read -s -n 10 -t 6 pass
echo    "kesan anda selama pake linux, _underscore=>selesai"
read -d _ kesan

echo    "User = $user"
echo    "Password = $pass"
echo    "Kesan selama pake linux = $kesan"
Hasilnya: silahkan dicoba sendiri :-)Opsi    Keterangan
-p    memungkinkan kita membuat prompt sebagai informasi pengisian
-s    membuat input yang dimasukkan tidak di echo ke layar (seperti layaknya password di linux)
-n    menentukan banyak karakter yang diinput
-d    menentukan karakter pembatas masukan

informasi secara lengkap lihat man bash
3. Output dengan konstanta ANSIPengaturan Warna
Untuk pewarnaan tampilan dilayar anda dapat menggunakan konstanta ANSI (salah satu badan nasional amerika yang mengurus standarisasi).
syntaxnya:
\033[warnam
Dimana:
m menandakan setting color
contohnya:
[root@ewa$]echo -e "\033[31m HELLO\033[0m"
HELLO
konstanta 31m adalah warna merah dan 0m untuk mengembalikan ke warna normal (none), tentunya konstanta warna ansi ini dapat dimasukkan ke variabel PS1 untuk mengatur tampilan prompt shell anda, contohnya:
[root@ewa$]PS1="\033[34m"
[root@ewa$]
berikut daftar warna yang dapat anda gunakan:
foreground
       None    0m
       Black       0;30     Dark Gray     1;30
       Red         0;31     Light Red     1;31
       Green       0;32     Light Green   1;32
       Brown       0;33     Yellow        1;33
       Blue        0;34     Light Blue    1;34
       Purple      0;35     Light Purple  1;35
       Cyan        0;36     Light Cyan    1;36
       Light Gray  0;37     White         1;37
background
       dimulai dengan 40 untuk BLACK,41 RED,dst
lain-lain
       4 underscore,5 blink, 7 inverse
tentunya untuk mendapatkan tampilan yang menarik anda dapat menggabungkannya antara foreground dan background
[root@ewa$]echo -e "\033[31;1;33m Bash and ansi color\033[0m"


5. Struktur kontrol pada shell
Seleksi
1. if
Statement builtin if berfungsi untuk melakukan seleksi berdasarkan suatu kondisi tertentu
syntax:
if test-command1;
   then
      perintah1;
elif test-command2;
   then
      perintah2;
else
      alternatif_perintah;
fi
contoh script if1:
#!/bin/bash
#if1

clear;
if [ $# -lt 1 ];
   then
     echo "Usage : $0 [arg1 arg2 ...]"
     exit 1;
fi

echo "Nama script anda : $0";
echo "Banyak argumen   : $#";
echo "Argumennya adalah: $*";
Hasilnya:
[root@ewa$]./if1

Usage : ./if1 [arg1 arg2 ...]
statement dalam blok if...fi akan dieksekusi apabila kondisi if terpenuhi, dalam hal ini jika script if1 dijalankan tanpa argumen. kita tinggal membaca apakah variabel $# lebih kecil (less than) dari 1, jika ya maka eksekusi perintah di dalam blok if ..fi tsb. perintah exit 1 akan mengakhiri jalannya script, angka 1 pada exit adalah status yang menandakan terdapat kesalahan, status 0 berarti sukses, anda dapat melihat isi variabel $? yang menyimpan nilai status exit, tetapi jika anda memasukkan satu atau lebih argumen maka blok if...fi tidak akan dieksekusi, statement diluar blok if..filah yang akan dieksekusi.
contoh script if2:
#!/bin/bash

kunci="bash";
read -s -p "Password anda : " pass
if [ $pass==$kunci ]; then
    echo "Sukses, anda layak dapat linux"
else
    echo "Wah sorry, gagal nih";
fi
Hasilnya
[root@ewa$]./if2
Password anda : bash
Sukses, anda layak dapat linux
[root@ewa$]./if2
Password anda : Bash
Wah sorry, gagal nih
klausa else akan dieksekusi jika if tidak terpenuhi, sebaliknya jika if terpenuhi maka else tidak akan dieksekusi
contoh script if3: penyeleksian dengan kondisi majemuk
#!/bin/bash

clear
echo "MENU HARI INI";
echo "-------------";
echo "1. Bakso     ";
echo "2. Gado-Gado ";
echo "3. Exit      ";
read -p "Pilihan anda [1-3] :" pil;

if [ $pil -eq 1 ];
then
   echo "Banyak mangkuk =";
   read jum
   let bayar=jum*1500;
elif [ $angka -eq 2 ];
then
   echo "Banyak porsi =";
   read jum
   let bayar=jum*2000;
elif [ $angka -eq 3 ];
then
   exit 0
else
   echo "Sorry, tidak tersedia"
   exit 1
fi

echo "Harga bayar = Rp. $bayar"
echo "THX"
Hasilnya:
[root@ewa$]./if3
MENU HARI INI
-------------
1. Bakso   
2. Gado-Gado
3. Exit   
Pilihan anda :2

Banyak porsi = 2

Harga bayar = Rp. 4000
THX
2. statement builtin caseseperti halnya if statement case digunakan untuk menyeleksi kondisi majemuk, dibanding if, pemakaian case terasa lebih efisien
syntax:
case WORD in [ [(] PATTERN [| PATTERN]...) COMMAND-LIST ;;]...
esac
contoh script cs1
#!/bin/bash

clear
echo -n "Masukkan nama binatang :";
read binatang;

case $binatang in
    pinguin | ayam | burung ) echo "$binatang berkaki 2"
                  break  
                              ;;
    onta | kuda | anjing ) echo "$binatang berkaki 4"
                  break
                  ;;
    *) echo "$binatang blom didaftarkan"
                  break
                  ;;
esac
Hasilnya:
[root@ewa$]./cs1
Masukkan nama binatang : pinguin
pinguin berkaki 2
2. Perulangan
1. statement for
syntax:
for NAME [in WORDS ...]; do perintah; done
contoh script for1
#!/bin/bash

for angka in 1 2 3 4 5;
do
   echo "angka=$angka";
done
Hasilnya:
[root@ewa$]./for1
angka=1
angka=2
angka=3
angka=4
angka=5
contoh script for2 berikut akan membaca argumen yang disertakan waktu script dijalankan
#!/bin/bash

for var
do
   echo $var
done
Hasilnya:
[root@ewa$]./for2 satu 2 tiga
satu
2
tiga
atau variasi seperti berikut
#!/bin/bash

for var in `cat /etc/passwd`
do
   echo $var
done
Hasilnya: hasil dari perintah cat terhadap file /etc/passwd disimpan ke var dan ditampilkan menggunakan echo $var ke layar, mendingan gunakan cat /etc/passwd saja biar efisien. :-)
3. statement while
selama kondisi bernilai benar atau zero perintah dalam blok while akan diulang terus
syntax:
while KONDISI; do perintah; done;
contoh script wh1 mencetak bilangan ganjil antara 1-10
#!/bin/bash

i=1;
while [ $i -le 10 ];
do
  echo "$i,";
  let i=$i+2;
done
Hasilnya:
[root@ewa$]./wh1
1,3,5,7,9,
kondisi tidak terpenuhi pada saat nilai i=11 (9+2), sehingga perintah dalam blokwhile tidak dieksekusi lagi
contoh script wh2 akan menghitung banyak bilangan genap dan ganjil yang ada.
#!/bin/bash

i=0;
bil_genap=0;
bil_ganjil=0;

echo -n "Batas loop :";
read batas

if [ -z $batas ] || [ $batas -lt 0 ]; then
  echo "Ops, tidak boleh kosong atau Batas loop  harus >= 0";
  exit 0;
fi

while [ $i -le $batas ];
do
    echo -n "$i,";
    if [ `expr  $i % 2` -eq 0 ]; then
       let bil_genap=$bil_genap+1;
    else
       let bil_ganjil=$bil_ganjil+1;
    fi
    let i=$i+1;    #counter untuk mencapai batas
done

echo
echo "banyak bilangan genap  = $bil_genap";
echo "banyak bilangan ganjil = $bil_ganjil";
Hasilnya:
[root@ewa$]./wh2
Batas loop : 10
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
banyak bilangan genap  = 6
banyak bilangan ganjil = 5
untuk mengetahui apakah nilai i berupa bilangan genap kita cukup menggunakan operasi matematika % (mod), jika nilai i dibagi 2 menghasilkan sisa 0 berarti i adalah bilangan genap (semua bilangan genap yang dibagi dengan 2 mempunyai sisa 0) maka pencacah (bil_genap) dinaikkan 1, selain itu i bilangan ganjil yang dicatat oleh pencacah bil_ganjilproses ini dilakukan terus selama nilai i lebih kecil atau samadengan nilai batas yang dimasukkan. script juga akan memeriksa dahulu nilai batas yang dimasukkan apabila kosong atau lebih kecil dari 0 maka proses segera berakhir.tentunya dengan statement while kita sudah dapat membuat perulangan pada script kedai diatas agar dapat digunakan terus-menerus selama operator masih ingin melakukan proses perhitungan. lihat contoh berikut:
#!/bin/bash
#kedai

lagi='y'
while  [ $lagi == 'y' ] || [ $lagi == 'Y' ];
do
   clear
   echo "MENU HARI INI";
   echo "-------------";
   echo "1. Bakso      ";
   echo "2. Gado-Gado  ";
   echo "3. Exit       ";
   read -p "Pilihan anda [1-3] :" pil;

if [ $pil -eq 1 ];
then
   echo -n "Banyak mangkuk =";
   read jum
   let bayar=jum*1500;
elif [ $pil -eq 2 ];
then
   echo -n "Banyak porsi =";
   read jum
   let bayar=jum*2000;
elif [ $pil -eq 3 ];
then
   exit 0
else
   echo "Sorry, tidak tersedia"
   exit 1
fi

echo "Harga bayar = Rp. $bayar"
echo "THX"
echo
echo -n "Hitung lagi (y/t) :";
read lagi;

    #untuk validasi input
    while  [ $lagi != 'y' ] && [ $lagi != 'Y' ] && [ $lagi != 't' ] && [ $lagi != 'T' ];
    do
       echo "Ops, isi lagi dengan (y/Y/t/Y)";
       echo -n "Hitung lagi (y/t) :";
       read lagi;
    done

done
proses pemilihan menu dan perhitungan biaya akan diulang terus selama anda memasukkan y/Y dan t/T untuk berhenti. dalam script terdapat validasi input menggunakan while, sehingga hanya y/Y/t/Tsaja yang dapat diterima soalnya saya belum mendapatkan fungsi yang lebih efisien :-)
statement until
jika while akan mengulang selama kondisi benar, lain halnya dengan statement until yang akan mengulang selama kondisi salah.
berikut contoh script ut menggunakan until
#!/bin/bash

i=1;
until [ $i -gt 10 ];
do
  echo $i;
  let i=$i+1
done
Hasilnya:
[fajar@linux$]./ut
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
perhatikan kodisi until yang salah [ $i -gt 10], dimana nilai awal i=1 dan akan berhenti apabila nilai i = 11 (bernilai benar) 11 -gt 10.
statement select
select berguna untuk pembuatan layout berbentuk menu pilihan, anda lihat contoh script pembuatan menu diatas kita hanya melakukannya dengan echo secara satu persatu, dengan select akan terlihat lebih efisien.
syntax:
select varname in (&ltitem list>); do perintah; done
sewaktu dijalankan bash akan menampilkan daftar menu yang diambil dari item list, serta akan menampilkan prompt yang menunggu masukan dari keyboard, masukan tersebut oleh bash disimpan di variabel builtin REPLY, apabila daftar item list tidak dituliskan maka bash akan mengambil item list dari parameter posisi sewaktu script dijalankan. lebih jelasnya lihat contoh berikut:
#!/bin/bash
#menu1

clear
select menu
do
  echo "Anda memilih $REPLY yaitu $menu"
done
Hasilnya:
layout:
[root@ewa$]./menu1 Slackware Redhat Mandrake
1) Slackware
2) Redhat
3) Mandrake
 #? 1
Anda memilih 1 yaitu Slackware
karena item list tidak disertakan dalam script, maka sewaktu script dijalankan kita menyertakan item list sebagai parameter posisi, coba gunakan statement select pada program kedai diatas.
#!/bin/bash
#kedai

lagi='y'
while  [ $lagi == 'y' ] || [ $lagi == 'Y' ];
do
   clear
   select menu in "Bakso" "Gado-Gado" "Exit";
   case $REPLY in
        1) echo -n "Banyak mangkuk =";
           read jum
           let bayar=jum*1500;
           ;;
        2) echo -n "Banyak porsi =";
           read jum
           let bayar=jum*2000;
           ;;
        3) exit 0
           ;;
        *) echo "Sorry, tidak tersedia"
           ;;
  esac
do

echo "Harga bayar = Rp. $bayar"
echo "THX"
echo
echo -n "Hitung lagi (y/t) :";
read lagi;

    #untuk validasi input
    while  [ $lagi != 'y' ] && [ $lagi != 'Y' ] && [ $lagi != 't' ] && [ $lagi != 'T' ];
    do
       echo "Ops, isi lagi dengan (y/Y/t/Y)";
       echo -n "Hitung lagi (y/t) :";
       read lagi;
    done
done


6. Array Pada Shell
adalah kumpulan variabel dengan tipe sejenis, dimana array ini merupakan feature Bash yang cukup indah :-) dan salah satu hal yang cukup penting dalam bahasa pemrograman, anda bisa membayangkan array ini sebagai tumpukan buku - buku dimeja belajar. lebih jelasnya sebaiknya lihat dulu contoh script berikut:
#!/bin/bash
#array1

buah=(Melon,Apel,Durian);
echo ${buah[*]};

Hasilnya:
[root@ewa$]./array1.
Melon,Apel,Durian

anda lihat bahwa membuat tipe array di Bash begitu mudah, secara otomatis array buah diciptakan dan string Melon menempati index pertama dari array buah, perlu diketahui bahwa array di Bash dimulai dari index 0, jadi array buah mempunyai struktur seperti berikut:
buah[0] berisi Melon
buah[1] berisi Apel
buah[2] berisi Durian

0,1,2 adalah index array, berarti ada 3 elemen pada array buah, untuk menampilkan isi semua elemen array gunakan perintah subtitusi seperti pada contoh diatas, dengan index berisi "*" atau "@". dengan adanya index array tentunya kita dapat mengisi array perindexnya dan menampilkan isi array sesuai dengan index yang diinginkan. anda lihat contoh berikut:
#!/bin/bash
#array2

bulan[0]=31
bulan[1]=28
bulan[2]=31
bulan[3]=30
bulan[4]=31
bulan[5]=30
bulan[6]=31
bulan[7]=31
bulan[8]=30
bulan[9]=31
bulan[10]=30
bulan[11]=31
echo "Banyak hari dalam bulan November adalah ${bulan[10]} hari"

Hasilnya:
[root@ewa$]./array2
Banyak hari dalam bulan November adalah 30 hari

sebenarnya kita dapat mendeklarasikan array secara eksplisit menggunakan statement declare

contohnya:
declare -a myarray

mendeklarasikan variabel myarray sebagai array dengan opsi -a, kemudian anda sudah dapat memberinya nilai baik untuk semua elemen atau hanya elemen tertentu saja dengan perulangan yang telah kita pelajari pengisian elemen array dapat lebih dipermudah, lihat contoh :
#!/bin/bash
#array3

#deklarasikan variabel array
declare -a angka   

#clear
i=0;
while [ $i -le 4 ];
do
let isi=$i*2;
angka[$i]=$isi;
let i=$i+1;
done

#tampilkan semua elemen array
#dengan indexnya berisi "*" atau "@"
echo ${angka[*]}; 

#destroy array angka (memory yang dipakai dibebaskan kembali)
unset angka


Hasilnya:
[root@ewa$]./array3
0 2 4 6 8


7.  Function pada Shell
Merupakan bagian script atau program yang berisi kumpulan beberapa statement yang melaksanakan tugas tertentu. dengan subrutin kode script kita tentunya lebih sederhana dan terstruktur, karena sekali fungsi telah dibuat dan berhasil maka akan dapat digunakan kapan saja kita inginkan. beberapa hal mengenai fungsi ini adalah:
Memungkinkan kita menyusun kode script ke dalam bentuk modul-modul kecil yang lebih efisien dengan tugasnya masing-masing.
Mencegah penulisan kode yang berulang - ulang.

untuk membuat subrutin shell telah menyediakan keyword function seperti pada bahasa C, akan tetapi ini bersifat optional (artinya boleh digunakan boleh tidak).

syntax:
function nama_fungsi() { perintah; }

nama_fungsi adalah pengenal (identifier) yang aturan penamaannya sama seperti pemberian nama variabel, setelah fungsi dideklarasikan atau dibuat anda dapat memaggilnya dengan menyebutkan nama fungsinya. lebih jelasnya lihat contoh script fungsi1 berikut:
#!/bin/bash

function say_hello() {
    echo "Hello, apa kbabar"
}


#panggil fungsi
say_hello;

#panggil sekali lagi
say_hello;


Hasilnya:
[root@ewa$]./fungsi1
Hello, apa khabar

Hello, apa khabar

jika keyword function disertakan maka kita boleh tidak menggunakan tanda kurung (), tetapi jika keyword function tidak disertakan maka tanda kurung harus digunakan, lihat contoh berikut:
#!/bin/bash

function say_hello{
  echo "Hello,apa khabar"
}

balas(){
  echo "Baik-baik saja";
  echo "Bagaimana dengan anda ?";
}


#panggil fungsi say_hello
say_hello;

#panggil fungsi balas
balas;

Hasilnya:
[root@ewa$]./fungsi2
Hello, apa khabar
Baik-baik saja
Bagaimana dengan anda ?


Sekian penjelasan dari saya tentang Shell Progaming Pemula Pada Linux by [x] Wong Goblog [x]

No comments:
Write komentar